Kerajaan Budha Tertua yang Ada di Indonesia

Kerajaan Budha Tertua yang Ada di Indonesia
Di Posting Oleh : Admin
Kategori : ips Sejarah Blog Tutorial, Teknologi dan Kesehatan: Mangaip Blog

Kerajaan Budha Tertua yang Ada di Indonesia - Agama budha masuk ke Indonesia pada abad ke 5 Masehi yang dibawa oleh seorang pengelana dari Cina yang bernama Fa Hsien. Kerajaan Budha yang pertama kali dibangun di Indonesia adalah kerajaan Sriwijaya, merupakan kerajaan budha tertua yang ada di indonesia. Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke 7. Hal ini terbukti dengan ditemukannya prasasti kedukan bukit di palembang pada tahun 689 masehi. Pada masanya, kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang kuat pada masanya, daerah kekuasaaanya seluruh pulau Sumatera dan mengusaai perdagangan di Asia Tenggara meliputi: Sumatera, Semenanjung Malaya, Jawa, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Filipina. Nama kerajaan Sriwijaya sendiri merupakan asal kata dari sansakerta yang terdiri dari “Sri” dan “Wijaya” yang memiliki arti kemenangan yang bercahaya.

Raja pertama yang memerintah kerajaan Sriwijaya adalah Raja Sanjaya. Yang diteruskan oleh keturunan-keturunannya, diantaranya: Dapunta Hyang Sri Jayanasa, Rudra Vikraman, Sri Indravarman, Dharanindra Sanggramadhananjaya, Maharaja WisnuDharmmatunggadewa, Samaratungga, Balaputradewa, Samaragrawira, Hie-tche, Sri Udayadityavarman, Sri Cudamanivarmadeva, Sri Maravijayottungga, Sangramavijayottungga, Sumatrabhumi, Rajendra Dewa Kulottungga, Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa, Rajendra II, Rajendra III, Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa, Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.

Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran ketika Kerajaan Sriwijaya diserang oleh kerajaan Colamandala ynag dipimpin oleh raja Rajendra Chola pada tahun 1007 dan tahun 1023. Penyerangan sebanyak dua kali inilah yang membuat Kerajaan Sriwijaya kalah telak. Bandar-bandar kota milik Kerajaan Sriwijaya berhasil direbut kerajaan Cholamandala. Kejadian ini membuat ekonomi Kerajaan Sriwijaya melemah dan berkurang dikarenakan hilangnya para pedagang yang berdagang di Kerajaan Sriwijaya. Kekuatan tentara Kerajaan Sriwijaya juga melemah membuat daerah yang tadinya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya mulai melepaskan diri, sehingga Kerajaan Sriwijaya benar-benar runtuh pada abad ke 13 masehi. Baca: Kerajaan Budha di Indonesia

Kerajaan Sriwijaya meninggalkan beberapa peninggalan sejarah yang berupa prasasti-prasasti diantaranya:

· Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di kota Palembang tepatnya pada tahun 683 Masehi. Prasasti kedukan bukit berisi tentnag ekspansi yang dilakukan selama 8 hari yang dilakukan oleh 20.000 tentara dan dipimpin oleh Dapunta Hyang untuk menaklukan beberapa daerah sehingga membuat kerajaan Sriwijaya berjaya.

· Prasasti Talang Tuoyang ditemukan di kota pelembang sebelah barat tepatnya pada tahun 684 Masehi. Isi dari prasasti talang tuo menceritakan tentang taman srikserta yang dibuat oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga.

· Prasasti Kota Kapur yang ditemukan di kota bangka tepatnya pada tahun 686 masehi. Isi dari prasasti kota kapur menceritakan tentang permohonan yang dilakukan untuk kesejahteraan kerajaan Sriwijaya.

· Prasasti Karang Birahi yang ditemukan di kota Jambi tepatnya pad atahun 686 masehi. Isinya hampir sama dengan prasasti kota kapur, yakni mengenai permohonan yang dilakukan kepada dewa demi kesejahteraan dan keselamatan kerajaan dan rakyatnya.

· Prasasti Talang Batu ditemukan di kota palembang yang menceritakan tentang suatu kutukan yang diberikan kepada pelaku kejahatan.

· Prasasti Palas di Pasemah yang ditemukan di kota lampung, menceritakan tentang keberhasilan yang diperoleh kerajaan Sriwijaya dalam menaklukkan kota lampung.

· Prasasti Ligor yang ditemukan di tanah genting Kra, prasasti ini berisi tentang kekuasaan Darmaseta.

Itulan beberapa benjelasan tentang kerajaan tertua yang ada di Indonesia, semoga bermanfaat. Baca Kerajaan di Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Gerak Endonom

Perbedaan Internet dan Intranet

Ciri - Ciri Demokrasi Liberal, Pancasila, dan Terpimpin